Semaan Al-Qur’an Dewan Asatidz
Jumat (3/2) Semaan adalah tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an di kalangan masyarakat NU dan pesantren umumnya. Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak”, dan dalam bahasa Jawa disebut “semaan”.
Tidak hanya sekadar membaca dan mendengar Al-Qur’an, penggunaan kata semaan saat ini secara ketat disematkan kepada sejumlah orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan cara menghafalnya. Dalam pengertian ini, semaan dapat dijadikan sebagai metode menghafal Al-Qur’an, yaitu biasanya berkumpul minimal dua orang, atau bisa juga lebih, yang salah satu di antara mereka ada yang membaca Al-Qur’an (tanpa melihat teks ayat), sementara yang lainnya mendengar serta menyimaknya. Pendengar sangat bermanfaat dalam metode hafalan ini, sebab bisa melakukan koreksi atau membenarkan jika pelantun Al-Qur’an itu membacanya salah.
Ponpes Al-Qur’an Zaenuddin memiliki agenda rutin setiap sabtu awal bulan yaitu kegiatan semaan Al-Qur’an dewan asatidz/asatidzah. Pada bulan ini semaan dimulai juz 11-20. Semaan diikuti oleh seluruh santri dan dewan guru. Semoga kegiatan ini dapat menjadi salah satu ikhtiar dalam meningkatkan kecintaan kita terhadap Al-Qur’an serta mampu memotivasi para santri agar lebih giat dalam menghafal Al-Qur’an.